Jakarta - 125 Orang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Tragedi ini jadi duka dunia dari FIFA sampai hacker Bjorka. Inilah rangkaian perkembangan Tragedi Kanjuruhan disikapi netizen dunia dari sisi media sosial seperti dihimpun detikINET, Senin (3/10/2022).
1. #PrayForKanjuruhan ekspresi duka netizen
Tragedi Kanjuruhan menjadi kabar sedih untuk masyarakat Indonesia. #PrayForKanjuruhan menjadi puncak trending topic Twitter dengan 157 ribu tweet. Ada pula FIFA dengan 297 ribu tweet, PSSI 197 ribu tweet, Arema 278 ribu tweet, Indonesia 813 ribu tweet, Mundur 87,9 ribu tweet, dan Polisi 237 ribu tweet. Hati masyarakat hancur dengan kejadian ini. Mereka menyerbu akun medsos FIFA dan PSSI. Netizen berharap korban tragedi Kanjuruhan tidak bertambah lagi.
Banyak yang emosional seperti meminta sepakbola dibubarkan. Banyak pula netizen yang hadir di lokasi kejadian menceritakan kejadian seram itu di Twitter.
2. Jadi duka dunia dari FIFA sampai klub raksasa
Gianni Infantino selaku Presiden FIFA dalam situs resminya menyampaikan duka cita dan belasungkawa atas insiden maut tersebut. Dia mengaku terpukul saat mendengar tragedi di dunia sepak bola yang menelan banyak korban jiwa. "Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi memilukan," ujarnya. Gianni menyebut Tragedi Kanjuruhan ini merupakan insiden tragis. Dia kemudian menyampaikan belasungkawa atas kerusuhan maut yang terjadi saat usai laga Arema FC Vs Persebaya tersebut.
Sebagai bentuk duka cita, para klub sepak bola Indonesia serempak merubah logo medsos milik mereka menjadi dasarnya warna hitam. Seperti terlihat akun Instagram tim di Liga 1 yang gelap semua, begitu juga tim sepak bola Liga 2 ataupun Liga 3. Ucapan duka cita juga mengalir dari klub-klub sepakbola besar di Eropa. Manchester United, Arsenal, Man City dan Liverpool misalnya menyampaikan duka cita mewakili Liga Inggris. Dari Liga Spanyol ada Barcelona menyampaikan duka cita. Sementara Liga Spanyol dan Liga Belanda juga mengheningkan cipta untuk pekan 7 dan 8.
3. Gas air mata jadi kritikan warganet
Selain berduka cita, netizen mempertanyakan penggunaan gas air mata yang dilakukan polisi saat membubarkan massa suporter Arema FC. Saat Arema FC kalah dari Persebaya 2-3, suporter merangsek masuk ke lapangan. Aparat keamanan yang berada di dalam Stadion Kanjuruhan langsung berupaya membubarkan massa, salah satunya dengan menggunakan gas air mata. Hanya saja penggunaan gas air mata tersebut dipertanyakan netizen, mengingat itu dilarang dalam aturan FIFA.
Encyclopedia Britannica dalam situsnya menyebut gas air mata atau lacrimator merupakan kelompok zat yang bisa mengiritasi selaput lendir mata. Dua gas air mata yang paling sering digunakan adalah ω-chloroacetophenone, atau CN, dan o-chlorobenzylidenemalononitrile, atau CS. Efek gas air mata bersifat sementara dan reversibel dalam banyak kasus. Masker gas dengan filter arang aktif memberikan perlindungan dari gas air mata. Kenapa suporter tersulut dan Bjorka doxing Menpora
4. Etika bermedsos untuk Tragedi Kanjuruhan
Semua platform media sosial ramai membicarakan Tragedi Kanjuruhan. Hariqo Satria Wibawa, pengamat medsos dari Komunikonten dan CEO Global Influencer School mengingatkan soal etika bermedsos.
Etika tersebut adalah:
- Tidak memposting hal-hal yang membuat keluarga korban yang meninggal ataupun yang dirawat menjadi semakin terluka dan marah
- Para penyelenggara, panitia, pejabat, aparat dll diminta menyampaikan informasi yang benar dan jujur
- Netizen khususnya pejabat publik agar menahan diri dari memposting hal yang tidak relevan yang jauh dari sikap empati
- Hindari memakai emoticon, emoji dalam konten ucapan duka karane bisa menyebabkan salah duga, salah tafsir
- Berhati-hati membuat, menyebarkan konten foto, video, teks, audio dll. Hoax menambah kebingungan masyarakat.
5. Analisa ilmiah psikologi suporter sepakbola
Ada alasan ilmiah mengapa suporter olahraga, terutama sepakbola bisa begitu fanatik. Penelitian menunjukkan, adanya kesamaan antara identifikasi penggemar dengan tim olahraga dan bagaimana orang mengidentifikasinya dengan kebangsaan, etnis, bahkan gender mereka. Orang-orang yang tidak sportif akan mudah tersulut dan memancing kerusuhan. "Identifikasi tim adalah sejauh mana seorang penggemar merasakan hubungan psikologis dengan tim, dan penampilan tim dipandang sebagai relevansi diri sendiri," kata Daniel Wann, profesor psikologi di Murray State University, dikutip dari Psychological Science.
Dalam penelitian, suporter cenderung menilai buruk terhadap tim lawan dan suporter tim lawan mereka. Ketika kalah, ada persepsi bias kepada pihak lain termasuk wasit. Peneliti mengingatkan bahwa secara psikologis, suporter harus siap dengan kekalahan atau harus berjiwa sportif. Jika tidak, hal itu tentu bisa memancing keributan. "Menjadi penggemar tak hanya soal kinerja kemenangan tim. Semua orang pada akhirnya akan mengalami kekalahan. Jelas itu harus disadari semua orang," kata Edward Hirt, profesor ilmu psikologi dan otak di Indiana University- Bloomington.
6. Bjorka doxing Menpora
Hacker Bjorka kembali aktif dan mengomentari Tragedi Kanjuruhan. Dia mendoxing Menpora Zainudin Amali. Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengomentari aksi Bjorka terbaru ini dan mengatakan Bjorka lama-lama seperti jadi pengamat Indonesia. "Memang Tragedi Kanjuruhan ini merupakan peristiwa yang mendunia karena tragedi ini yang terbesar kedua di dunia, namun Bjorka kini nampaknya juga jadi pengamat Indonesia atau Indonesianis. Lama-lama kita patut curiga Bjorka ini orang Indonesia," sambungnya.
Sebelumnya, hacker Bjorka ini melakukan doxing terhadap Menpora Zainudin Amali di saluran Telegram. Data pribadi Menpora mulai dari nomor telepon, NIK, nomor KK, alamat, tempat tanggal lahir, data vaksin, sampai kendaraan bermotor.
"My hearfelt condolences go out to the families and friends of the victims. The one who should die is this stupid Menpora," tulis Bjorka.
Sumber : https://inet.detik.com/cyberlife/d-6325401/tragedi-kanjuruhan-duka-dunia-dari-fifa-sampai-bjorka?single=1
© Copyright 2013 PT Asia Sinergi Solusindo (ASSINDO)